Strategi Bank Bengkulu Setelah “Naik Kelas”

Jakarta – Pada akhir 2020, PT Bank Pembangunan Daerah Bengkulu atau Bank Bengkulu telah mempunyai modal inti lebih dari Rp 1 triliun. Dengan demikian, tinggal hitungan hari, Bank Bengkulu bakal “naik kelas” dari semula termasuk kategori BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) 1 menjadi BUKU 2.
Terpenuhinya syarat Bank Bengkulu masuk dalam kategori BUKU 2 yakni bank-bank umum dengan kepemilikan modal inti antara Rp 1 triliun sampai kurang dari Rp 5 triliun, menyusul terjalinnya kesepakatan pembelian saham dengan PT Mega Corpora, perusahaan milik salah satu konglomerat papan atas, Chairul Tanjung—orang terkaya di Tanah Air dengan harta kekayaannya menembus Rp 55 triliun—pada akhir November 2020.
Dengan setoran modal tahap pertama sebesar Rp 100 miliar yang cair di pekan terakhir Desember 2020, dan setoran tahap kedua yang paling lambat dicairkan April mendatang, maka modal inti Bank Bengkulu dipastikan minimal berjumlah Rp 1 triliun.
Menurut Direktur Utama Bank Bengkulu, Agussalim SE, setelah masuk dalam kategori BUKU 2, Bank Bengkulu bakal berekspansi semisal meningkatkan layanan teknologi e-banking, perdagangan valuta asing, dan pengembangan produk lainnya. Hal ini dilakukan untuk memperluas jangkauan kegiatan usaha dengan harapan dapat meraih kepercayaan lebih dari nasabah dan mitra bank.
Untuk diketahui, sampai November 2020, total aset Bank Bengkulu tercatat sebesar Rp 8,3 triliun. Laba bersih tumbuh sangat tajam, naik 133 persen ketimbang target 2020, yakni senilai Rp 140 miliar.