Anjloknya Laba Indorama Synthetics (INDR)

Jakarta – Kinerja perusahaan produsen tekstil, PT Indorama Synthetics Tbk., di sepanjang tahun lalu terbilang sangat negatif. Bahkan, laba bersih emiten berkode saham INDR ini diklaim turun sangat tajam hingga sebesar 83,65 persen.
Mengutip laporan keuangan per 31 Desember 2020 yang telah diaudit, pendapatan INDR pada tahun lalu berjumlah US$ 589,04 juta atau sekitar Rp 8,246 triliun. Jumlah sebesar ini turun 23,27 persen dibandingkan pendapatan 2019 yang mencapai US$ 767,75 juta (Rp 10,748 triliun).
Merahnya rapor INDR tampak dari anjloknya laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk. Pada 2020 laba bersih turun sangat tajam, sebesar 83,65 persen, menjadi hanya US$ 6,23 juta (Rp 87,22 miliar). Sebelumnya pada 2019 laba bersih berjumlah US$ 38,11 juta.
Penurunan yang sangat signifikan di pos laba bersih disebabkan hilangnya pos pendapatan dari keuntungan pelepasan entitas asosiasi atau aktivitas menjual anak usaha yang dilakukan pada 2019.
Padahal, dari sisi beban biaya keuangan terjadi penurunan, dari merugi US$ 9,6 juta menjadi Rp7,4 juta. Beban penjualan pun menurun, dari US$ 7,6 juta menjadi US$ 5,8 juta. Bahkan, sejatinya perseroan mencatatkan keuntungan bersih dari kurs mata uang asing sebesar US$ 2,12 juta, sangat jauh dibanding 2019 yang mengalami kerugian sampai US$ 2,29 juta.
Sementara itu, jumlah liabilitas perusahaan juga naik tipis, dari sebelumnya US$ 385,64 juta (2019) menjadi US$ 387,37 juta. Penyebabnya, peningkatan jumlah liabilitas jangka panjang yang naik menjadi US$ 128,3 juta dari sebelumnya US$ 127,3 juta.
Kenaikan tipis juga terjadi pada liabilitas jangka pendek, dari US$ 258,29 juta menjadi US$ 259,07 juta. Jumlah ekuitas perseroan pun naik, dari US$ 367,91 juta (2019) menjadi US$ 376,47 juta.
Dalam laporan tersebut, total aset perseroan tercatat mengalami peningkatan, dari US$ 753,55 juta menjadi US$ 763,85 juta, dengan jumlah aset tidak lancar senilai US$ 481,01 juta dan aset lancar sebesar US$ 282,74 juta.
Adapun total kas dan setara kas INDR mencapai US$ 36,7 juta, naik tajam 91,64 persen dari sebelumnya yang hanya berjumlah US$ 19,15 juta.