Penyebab Turunnya Laba Bank OCBC NISP

Jakarta – Salah satu bank swasta tertua di Tanah Air, PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) merilis laporan keuangan perseroan pada 2020. Hasilnya, laba bersih mengalami penurunan akibat meningkatnya biaya provisi.
Secara rinci, di sepanjang tahun lalu, NISP membukukan laba bersih sebesar Rp 2,1 triliun. Raihan ini merosot 27,5 persen dari laba 2019 yang mencapai Rp 2,9 triliun.
Turunnya profit sejalan dengan peningkatan biaya provisi yang ditujukan guna mengantisipasi risiko kredit perseroan. Jika cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) diabaikan, maka laba operasional NISP justru bertumbuh 14 persen (yoy) menjadi Rp 5,2 triliun.
Catatan lainnya, outstanding kredit berjumlah Rp 114,9 triliun atau turun 3,44 persen (yoy) dari Rp 119 triliun. Rasio rasio kredit bermasalah (non-performing loan-NPL) net tercatat masih aman di posisi 0,8 persen, dan NPL bruto sebesar 1,9 persen. Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan tumbuh 26 persen, dan CASA naik 42 persen.
Menurut Presiden Direktur NISP, Parwati Surjaudaja, pandemi Covid-19 memberikan pelajaran untuk mendorong akselerasi digital hingga perubahan perilaku nasabah yang semakin sadar akan pengelolaan keuangan dan investasi.
Karenanya, fleksibilitas untuk transaksi, menabung dan berinvestasi yang ditawarkan channel digital NISP—ONe Mobile—disambut baik nasabah, utamanya di saat pandemi. Hal ini tercermin dari peningkatan jumlah maupun volume transaksi serta pengguna layanan.
Untuk nasabah individu, secara tahunan (yoy) terjadi peningkatan jumlah transaksi sebesar 58 persen, volume transaksi 92 persen, dan jumlah pengguna sebesar 41 persen.